ANNYEONG HASEO..selamat datang di blog saya :D kunjungi terus blog saya yaak :* semoga bermanfaat ^^ ^^

Kamis, 20 Februari 2014

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA SEKOLAH
 






MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata Kuliah Keperawatan Anak yang Diampu oleh Lucia Endang Hartati, SKp, MN
Oleh Kelompok 4 Kelas 2A3:
1.    Annindya MKH                         P.17420112082          
2.    Desy Noeryani.A.                      P.17420112086
3.    Gitta Nourma Puspita                P.17420112096
4.    Lutfah Ayu Maulida                  P.17420112100
5.    Nawang Pratiwi.A.                    P.17420112102
6.    Nur Fattah Fardila                     P.17420112105
7.    Sofri Wahyu                               P.17420112112

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
SEMARANG
2013/2014

KATA  PENGANTAR
Penyusun memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah . Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk tugas mata kuliah Keperawatan Anak .
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Untuk itu  pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Bapak dan Ibu selaku kedua orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan baik moral maupun materiil.
2.    Ibu Lucia Endang Hartati, SKp, MN selaku dosen koordinator mata kuliah Keperawatan Anak
3.    Semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan makalah ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penyusun sendiri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.


Semarang,              Januari  2014
                                               
                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI                                                                                               iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang........................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah....................................................................... 2
C.  Tujuan                                                                                          2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.  Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan................................... 3           
B.  Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah Menurut Para Ahli......... 10
C. Perkembangan Seksual Anak Usia Sekolah.............................. 16
D. Permainan pada Anak Usia Sekolah......................................... 18
E. Teknik Komunikasi pada Anak Usia Sekolah........................... 22
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan............................................................................... 23
B. Saran                                                                                           24
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Setiap anak mengalami tumbuh kembang, dimulai dari masa pralahir sampai masa akhir remajanya. Tumbuh yang peristiwanya disebut pertumbuhan, dan kembang yang peristiwanya disebut  perkembangan saling berkaitan dan sulit dipisahkan karena seorang anak tidak  dapat tumbuh kembang secara sempurna hanya dengan mengalami pertumbuhan saja tanpa mengalami perkembangan atau sebaliknya.
Pertumbuhan memiliki pengertian yaitu proses yang berhubungan dengan bertambah besarnya ukuran fisik dan struktur tubuh yang dapat dinyatakan dalam nilai-nilai ukuran tubuh seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan sebagainya. Bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dan diamati dengan menggunakan satuan panjang dan berat.Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.  Perkembangan bersifat kualitatif sehingga pengukurannya lebih sulit.
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh faktor-faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi perbedaan ras atau etnik, keluarga, umur, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal tebagi lagi menajdi 3 golongan yaitu faktor prenatal atau saat kehamilan misalnya gizi saat hamil, zat kimia/toksin, infeksi, radiasi dan lain-lain, faktor persalinan seperti trauma kepala pada bayi yang terjadi karena komplikasi persalinan, dan faktor  pasca natal atau setelah melahirkan misalnya gizi, penyakit kronis, psikologis, lingkungan pengasuhan dan lain-lain.
Masa akhir kanak-kanak disebut juga periode sekolah karena anak mulai memasuki lingkungan sekolah dasar. Biasanya periode sekolah itu berlangsung dari usia enam tahun yaitu saat ia memasuki kelas satu di sekolah dasar sampai ia berusia 12 tahun.Pada usia ini juga kerap timbul masalah mengenai tumbuh kembang anak.
Dalam makalah ini, akan membahas secara menyeluruh terkait dengan tumbuh kembang anak usia sekolah sehingga pembaca bisa memahami dan mampu menerapkannya dalam mendidik serta memberikan asuhan yang benar terhadap anak usia sekolah.
B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia sekolah ?
2.      Bagaimana tumbuh kembang anak usia sekolah menurut para ahli ?
3.      Bagaimana perkembangan seksual anak usia sekolah ?         
4.      Bagaimana permainan pada anak usia sekolah ?        
5.      Bagimana teknik komunikasi pada anak usia sekolah ?
C.  Tujuan
1.    Mengetahui konsep pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia sekolah
2.    Mengetahui tumbuh kembang anak usia sekolah menurut para ahli
3.    Mengetahui perkembangan seksual anak usia sekolah
4.    Mengetahui permainan pada anak usia sekolah
5.    Mengetahui teknik komunikasi pada anak usia sekolah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
1.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuh adalah berbeda dengan berkembang. Pribadi yang bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkembang.
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur dan mudah diobservasi akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya material (seperti: sel, kromosom, rambut, molekul, dan lain-lain) itu kuantitatif (wong, 2000).
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran (wong, 2000).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Pertumbuhan berdampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ dan individu. Kedua kondisi tersebut terjadi sangat berkaitan dan saling mempengaruhi dalam setiap anak.
Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia pra sekolah dan sekolah dasar:
a.         Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat.
b.        Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung jawab.
c.         Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.
d.        Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat “Gang” dengan kompetisi tinggi.
2.      Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah secara Umum
a.    Pertumbuhan Fisik
Pada anak usia sekolah terjadi perubahan proporsi tubuh dengan kenaikan tinggi badan per tahun adalah 2-3 inchi atau kurang lebih 5 cm. Sedangkan kenaikan berat badan seorang anak lebih bervariasi yaitu sekitar 3-5 pon per tahun atau 2-3 kg per tahun. Pada usia ini badan akan memanjang dan akan terlihat lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang serta lingkar pinggang akan tampak mengecil karena pertambahan tinggi.  Selain itu, jaringan lemak pada anak usia sekolah lebih cepat berkembang dibandingkan dengan jaringan otot. Untuk pertumbuhan gigi, seorang anak pada rentang usia sekolah sudah mempunyai dua puluh gigi tetap.Pada masa ini juga, anak cenderung tidak peduli dengan penampilannya dan berpakaian seperti teman-temannya.
b.   Perkembangan Keterampilan Motorik
Pada awal masa usia sekolah, anak mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari selama tahun-tahun prasekolah.  Pada masa ini, anak perempuan umumnya lebih unggul dari anak lelaki dalam hal kegiatan yang melibatkan otot-otot halus seperti melukis, menjahit, dan menganyam sedangkan anak laki-laki lebih pintar dalam kegiatan yang melibatkan otot-otot kasar seperti melempar bola basket, menendang bola dan melakukan lompat jauh. Keterampilan masa usia sekolah dibagi menjadi 4 kategori keterampilan yaitu:
1)   Keterampilan menolong diri sendiri (self help) yaitu keterampilan yang memungkinkan mereka mampu melakukan sesuatu bagi diri sendiri, meliputi keterampilan berpakaian, makan, mandi dan berdandan sendiri.
2)   Keterampilan menolong orang lain (social-help), yaitu keterampilan yang berkaitan dengan membantu orang lain agar dapat diterima dilingkungan keluarga, tetangga ataupun sekolah. Keterampilan itu meliputi membersihkan tempat tidur, mengerjakan pekerjaan rumah atau pekerjaan sekolah, dan lain-lain.
3)   Keterampilan sekolah, meliputi keterampilan menulis, membaca , melukis, menari dan lain-lain.
4)   Keterampilan bermain, untuk dapat menikmati kegiatan bersama-sama teman sebayanya. Seorang anak belajar berbagai keterampilan seperti keterampilan bermain bola, menendang dan menangkap bola, dan lain-lain.
c.    Perkembangan komunikasi
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi, prosedur, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan olehanaksecara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Anak-anak usia sekolah juga seringkali berbicara dengan cara yang sama dengan orang dewasa. Mereka mulai mengerti dan menginginkan kemandirian. Berikut cara kita dalam berkomunikasi dengan anak usia sekolah :
1)   Menunjukkan minat yang tulus,dengan menanyakan apa yang terjadi selama mereka tidak bersama-sama dengan kita.
2)   Memberi teladan bagi mereka yang akan mengembangkan kemampuan mereka untuk menetapkan tujuan, memahami konsekuensi-konsekuensi dan mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.
3)   Mendorong mereka untuk menyampaikan perasaan mereka dan bantu mereka memahami emosi serta tindakan yang muncul akibatnya.
4)   Bersikap tenang dan bijaksana ketika mengoreksi mereka. Sangat penting bagi kita untuk membuat mereka mengerti apa yang salah dengan tindakan mereka.
Sepanjang proses komunikasi, orang tua harus membimbing anak-anak mereka dalam memahami emosi-emosi dan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar mereka. Dengan pengarahan yang tepat, anak-anak dapat bertumbuh menjadi orang-orang dewasa yang berperilaku terpuji, yang mengerti nilai interaksi yang tepat dengan orang-orang di sekeliling mereka.
d.   Perkembangan Emosi
Ungkapan emosional pada usia ini merupakan ungkapan yang menyenangkan. Anak-anak tertawa, berguling-guling dan ungkapan emosional lain yang dianggap oleh orang dewasa sebagai ungakapan emosional yang kurang matang. Tetapi ungkapan emosional seperti ini menunjukkan kebahagiaan dan penyesuaian diri yang baik. Selain emosi yang menyenangkan, ada juga ungkapan emosi lain yang terjadi karena ledakan kemarahan atau perasaan kecewa. Pada anak perempuan, ungakapan emosi ini ditunjukkan menangis atau dengan ungakapan lain seperti pada prilaku prasekolah, sedangkan pada anak laki-laki lebih mengungkapkannya dengan cemberut atau merajuk.
Umumnya, masa usia sekolah merupakan periode yang relatif tenang karena pada masa ini peranan anak sudah terumus dan anak sudah tahu bagaimana melaksanakannya. Tetapi, ada kalanya emosi seorang anak dapat meninggi. Hal itu dapat disebabkan karena keadaan fisik dan lingkungan seperti anak yang sakit atau lelah cenderung mudah marah, rewel dan sulit dihadapi.
e.    Perkembangan Sosial
Pada usia ini, anak tidak merasa cukup dengan dua atau tiga teman saja. Sejak anak masuk sekolah sampai masa puber, ada keinginan untuk diterima dalam suatu kelompok dan tidak akan puas bila tidak bersama teman-temannya. Karena itu, usia ini disebut juga usia berkelompok atau usia gang. Adapun ciri khas geng pada masa ini yaitu:
1)   Geng anak-anak merupakan kelompok bermain. Aktivitas mereka meliptui semua bentuk permainan dan hiburan kelompok, membuat sesuatu dan lainnya.
2)   Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama.
3)   Geng memiliki tempat pertemuan rahasia yang jauh dari pengawasan orang tua.
4)   Geng anak-anak memiliki tanda keanggotaan atau tanda pengenal seperti topi dan pakaian yang sama untuk mengenali anggotanya.
5)   Pemimpin geng adalah orang yang lebih unggul dan menjadi wakil bagi kelompoknya.
6)   Untuk menjadi anggota geng harus diajak dan terkadang ada upacara perpeloncoan untuk menguji keterampilan dan ketahanan fisik calon anggota.
7)   Memiliki isyarat dan kode sendiri untuk menjaga kerahasiaan mereka.
f.     Perkembangan Bicara
Pada periode ini anak mulai menyadari bahwa bentuk komunikasi seperti tangisan atau isyarat sudah tidak diterima lagi secara sosial. Untuk itu, ada dorongan dalam diri anak untuk memperbaiki kemampuan bicaranya. Kemampuan bicara berguna agar anak tersebut dapat mengetahui apa yang dikatakan orang lain, jika anak tidak dapat mengerti apa yang dikatakan orang lain, kemungkinan anak akan ditolak dari kelompok permainannya karena anak cenderung mengatakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pembicaraan teman-temannya.
Bantuan memperbaiki pembicaraan pada anak-anak usia sekolah dapat berasal dari empat sumber. Pertama, orang tua yang menganggap berbicara adalah hal yang penting akan memacu anaknya untuk berbicara lebih baik, memperbaiki ucapan dan tata bahasa yang salah serta mengikutsertakan anak dalam pembicaraan yang bersifat umum. Kedua, radio dan televisi mendorong anak untuk mendengarkan secara seksama sehingga kemampuan anak untuk mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain akan meningkat. Ketiga, anak yang sudah dapat membaca akan mendapatkan tambahan kosakata dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat, setelah anak masuk sekolah, biasanya guru akan memperbaiki ucapan-ucapan yang salah.
B.  Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah Menurut para Ahli
1.    Tumbuh kembang anak usia sekolah menurut Erikson (Teori Psikososial)
a.    Tinjauan (Erikson)
1)   Erikson menyatakan krisis psikososial yang dihadapi sebagai “Industri Versus Inferioritas”. “Industri” yang dimaksud adalah kemampuan seorang anak dalam menguasai tugas perkembangannya (kepandaian), sedangkan “Inferioritas” merupakan perasaan dimana seorang anak merasa rendah diri dan kepercayaan dirinya turun akibat suatu kegagalan dalam memenuhi standar  yang ditetapkan orang lain untuk anak.
a)    Hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga mencakup teman sekolah dan guru.
b)   Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas perkembangan pertama (kepercayaan, otonomi, dan inisiatif) dan saat ini berfokus pada penguasaan kepandaian (Industri).
c)    Perasaan industri berkembang dari suatu keinginan untuk pencapaian.
d)   Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari harapan yang tidak realistis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak merasa adekuat, rasa percaya dirinya akan menurun.
2)   Anak usia sekolah terikat dengan tugas dan sktivitas yang dapat ia selesaikan.
3)   Anak usia sekolah mempelajari peraturan, kompetensi, dan kerja sama untuk mencapai tujuan.
4)   Hubungan sosial menjadi sumber pendukung yang penting semakin meningkat.
b.    Rasa takut dan stressor
1)   Sebagian perasaan takut yang terjadi sejak masa kanak-kanak awal dapat terselesaikan atau berkurang. Namun, anak dapat menyembunyikan rasa takutnya untuk menghindari dikatakan sebagai “pengecut” atau “bayi”.
2)   Rasa takut yang sering terjadi:
a)    Gagal di sekolah
b)   Gertakan
c)    Guru yang mengintimidasi
d)   Sesuatu yang buruk terjadi pada orang tua
3)   Stressor yang sering terjadi
a)    Stressor untuk anak usia sekolah yang lebih kecil, yaitu dipermalukan, membuat keputusan, membutuhkan izin/persetujuan, kesepian, kemandirian dan lawan jenis.
b)   Stressor untuk anak usia sekolah yang lebih besar yaitu kematangan seksual, rasa malu, kesehatan, kompetensi, tekanan dari teman sebaya, dan keinginan untuk menggunakan obat-obatan.
4)   Orang tua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu mengurangi rasa takut anak dengan berkomunikasi secara empati dan perhatian tanpa menjadi overprotective.
5)   Anak perlu mengetahui bahwa orang-orang akan mendengarkan mereka dan memahami perkataannya.
c.    Sosialisasi
1)   Masa usia sekolah merupakan periode perubahan dinamis dan kematangan seiring dengan peningkatan keterlibatan anak dan aktivitas yang lebih kompleks, membuat keputusan, dan kegiatan yang memiliki tujuan.
2)   Ketika anak usia sekolah belajar lebih banyak mengenai tubuhnya, perkembangan sosial berpusat pada tubuh dan kemampuannya.
3)   Hubungan dengan teman sebaya memegang peranan penting yang baru.
4)   Aktivitas kelompok, termasuk tim olahraga, biasanya menghabiskan banyak waktu dan energi.
d.   Bermain dan mainan
1)   Bermain menjadi lebih kompetetif dan kompleks selama periode usia sekolah.
2)   Karakteristik kegiatan meliputi tim olahraga, klub rahasia, aktivitas “geng”, pramuka atau organisasi lain. Puzzle yang rumit, koleksi, permainan papan, membaca dan mengagumi pahlawan tertentu.
3)   Peraturan dan ritual merupakan aspek penting dalam bermain dan permainan.
4)   Mainan, permainan, dan aktivitas yang meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan meliputi:
a)    Permainan kartu dan papan bertingkat yang rumit
b)   Buku dan kerajinan tangan
c)    Musik dan seni
d)   Kegiatan olahraga (mis:berenang)
e)    Kegiatan tim
f)    Video game (tingkatkan pemantauan orang tua terhadap isi permainan untuk menghindari pajanan terhadap perilaku kekerasan dan seksual yang tidak dikehendaki).
e.    Disiplin
1)   Anak usia sekolah mulai menginternalisasikan pengendalian diri dan membutuhkan sedikit pengarahan dari luar. Mereka melakukannya, walaupun membutuhkan orang tua atau orang dewasa lain yang dipercaya untuk menjawab pertanyaan dan memberikan bimbingan untuk membuat keputusan.
2)   Tanggung jawab pekerjaan rumah tangga membantu anak usia sekolah merasa bahwa mereka merupakan bagian penting keluarga dan meningkatkan rasa pencapaian terhadap prestasi mereka.
3)   Izin mingguan, diatur sesuai dengan kebutuhan dan tugas anak, membantu dalam mengajarkan keterampilan, nilai, dan rasa tanggungjawab.
4)   Ketika mendisiplinkan anak usia sekolah, maka orang tua dan pemberi asuhan lain harus menyusun batasan yang konkret dan beralasan (memberikan penjelasan yang meyakinkan) serta mempertahankan peraturan sampai batas minimal.
2.    Tumbuh kembang anak usia sekolah menurut Freud (Teori Psikoseksual
a.    Tinjauan (Freud)
1)   Periode latensi, yang terdiri dari usia 5-12 tahun, menunjukkan tahap yang relative tidak memperhatikan masalah seksual sebelum masa pubertas dan remaja.
2)   Selama periode ini, perkembangan harga diri berkaitan erat dengan perkembangan keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai dan menghargai seseorang.
b.    Perkembangan seksual
1)   Masa peremajaan dimulai pada akhir usia sekolah, perbedaan pertumbuhan dan kematangan diantara kedua gender semakin nyata pada masa ini.
2)   Pada tahap awal usia sekolah, anak memperoleh lebih banyak pengetahuan dan sikap mengenai seks. Selama usia sekolah, anak menyaring pengetahuan dan sikap tersebut.
3)   Pertanyaan mengenai seks memerlukan jawaban jujur yang berdasarkan tingkat pemahaman anak.

3.    Tumbuh kembang anak usia sekolah menurut Piaget (Teori Kognitif)
a.    Tinjauan (Piaget)
1)   Anak berusia antara 7-11 tahun berada dalam tahap konkret operasional, yang ditandai dengan penalaran induktif, tindakan logis, dan pikiran konkret yang reversible.
2)   Karakteristik spesifik tahapan ini antara lain:
a)    Transisi dari egosentris ke pemikiran objektif (yaitu:melihat dari sudut pandang lain, mencari validasi, bertanya).
b)   Berfokus pada kenyataan fisik saat ini disertai ketidakmampuan melihat untuk melebihi kondisi saat ini.
c)    Kesulitan menghadapi masalah yang jauh, masa depan atau hipotesis.
d)   Perkembangan berbagai klerifikasi mental dan aktivitas yang diminta.
e)    Perkembangan prinsip konservasi (yaitu:volume, berat, massa, dan angka).
3)   Aktivitas yang khas pada anak tahap ini antara lain:
a)    Mengumpulkan dan menyortir benda (mis:kartu baseball, boneka, dan kelereng)
b)   Meminta/memesan barang-barang menurut ukuran, bentuk, berat, dan criteria lain.
c)    Mempertimbangkan pilihan dan variabel ketika memecahkan masalah.
b.    Bahasa
1)        Anak mengembangkan pola artikulasi orang dewasa formal pada usia 7-9 tahun.
2)        Anak belajar bahwa kata-kata dapat dirangkai dalam bentuk terstruktur.
3)        Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan paling penting yang dikembangkan oleh anak.
4.    Tumbuh kembang anak usia sekolah menurut Kohlberg (Teori Moral)
a)    Perkembangan moral
Pada usia ini, konsep moral anak tidak lagi sesempit dan sekhusus sebelumnya. Antara usia 7-12 tahun, konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku dan keras tentang benar-salah (yang dipelajari dari orangtua) menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Menurut Piaget, “relativisme moral menggantikan moral yang kaku”. Sebagai contoh: Bagi anak 5 tahun, berbohong selalu buruk. Sedangkan bagi anak yang lebih besar, dia sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan; dan oleh karena itu, ia terpengaruh situasi, bahwa berbohong tidak selalu buruk.Tahapan moral Kohlberg:
1)   Tingkat pertama, moralitas anak baik – anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik.
2)   Tingkat kedua, moralitas konvensional – yaitu moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional. Jika kelompok sosial menerima peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, maka anak harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari penolakan kelompok dan celaan.
Ketika anak mencapai akhir masa kanak-kanak, kode moral berangsur-angsur mendekati kode moral dewasa, dimana perilakunya semakin sesuai dengan standar-standar yang ditetapkan oleh orang dewasa.
Perkembangan moral anak-anak, ditentukan oleh: peranan disiplin, perkembangan suara hati, pengalaman rasa bersalah, dan pengalaman rasa malu.
5.    Tumbuh kembang anak usia sekolah menurut Sullivan (Teori Interpersonal)
Sullivan percaya bahwa perkembangan kepribadian menyangkut hubungan interpersonal. Dia berasumsi bahwa relasi yang tidak adekuat dan tidak memuaskan akan menimbulkan anxietas dan menjadi sumber dari segala masalah emosional. Tiga cara perkembangan cognitive dari pengalaman-pengalaman seseorang pada tahap awal perkembangannya, dan Sullivan yakin bahwa gangguan mental bisa timbul karena berlangsungnya terus menerus salah satu mode ini.
a.    Prototaxic mode
1)   Ciri dari infancy dan childhood.
2)   Pengalaman-pengalaman singkat , tidak berhubungan.
b.    Parataxic mode
1)   Mulai mampu mengaitkan pengalaman satu sama lain.
2)   Belum melihat logika dari pengalaman.
3)   Mengulang pengalaman-pengalaman untuk mengurangi anxietas walau belum mengerti kenapa diulang-ulang.
c.    Syntaxic mode.
1)   Tampak pada Preadolescence.
2)   Melihat dirinya dan dunia, dalam hubungan dengan lingkungan.
3)   Mampu menganalisa pengalaman-pengalaman.
Interpersonal yang dikenalkan oleh Sullivan mendasari teori psikologis perkembangan. Sullivan memfokuskan teori perkembangan anak pada hubungan antara manusia. Tema sentral teori Sullivan berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa masyarakat sebagai pembentuk keribadian. Anak belajar perilaku tertentu karena hubungan interpersonal (Alimul Aziz, 2005).
C.  Perkembangan Seksual Anak Usia Sekolah
Penting bagi anak-anak laki-laki maupun anak perempuan usia SD untuk mengidentifikasi diri mereka dengan orang dewasa yang berjenis kelamin sama dengan mereka. Tanpa identifikasi semacam itu, anak-anak mungkin akan mengalami ketidakmampuan menyesuaikan diri secara seksual dalam pernikahan atau cenderung menjadi homoseks.
Anak usia SD biasanya mengembangkan sikap memandang rendah anak perempuan atau hal-hal yang berbau perempuan. Hampir semua anak laki-laki dan perempuan kadang-kadang berharap untuk menjadi lawan jenisnya, sehingga mereka mengembangkan sikap merendahkan untuk menekan keinginan itu selama tahun-tahun tersebut. Anak laki-laki dan anak perempuan perlu ditolong untuk mengembangkan sikap bersyukur menjadi diri mereka dan perlu ditolong pula untuk melihat bahwa diciptakan menjadi laki-laki dan perempuan memiliki keuntungan masing-masing.
1.    Proses Kematangan Seksual
Meskipun kematangan seksual berlangsung dalam batas-batas tertentu dan urutan tertentu dalam perkembangan ciri-ciri kelamin sekundernya,namun kematangan seksual anak-anak remaja berjalan secara individual,sehingga hanya mungkin untuk memberikan ukuran rata-rata dan penyebarannya saja. Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada anak perempuan  yaitu dalam hal :
a.    Kriteria kematangan seksual
Kriteria kematangan seksual tampak lebih jelas pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Menstruasi pertama dipakai sebagai tanda permulaan pubertas .Sesudah itu masih dibutuhkan satu sampai satu setengah tahun lagi sebelum anak wanita dapat betul-betul matang dalam bereproduksi.Kriteria ini jelas tidak terdapat pada anak laki-laki. Sehubungan dengan ejakulasi(pelepasan air mani)  pada permulaannya masih sangat sedikit ,sehingga tidak jelas.
b.    Permulaan kematangan seksual
Permulaan kematangan seksual pada anak perempuan kira-kira 2 tahun lebih cepat mulainya daripada anak laki-laki.Menstruasi merupakan tanda permulaan kematangan seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun dengan penyebaran normal antara 10 sampai 16,5 tahun ,jadi kira-kira satu tahun setelah dilaluinya puncak percepatan pertumbuhan.
Pada anak laki-laki baru terjadi produksi spermatozoa hidup selama kira-kira satu tahun sesudah puncak percepatan perkembangan (kurang lebih umur 14 tahun). Namun ejakulasi pertama (mimpi pertama) mendahului puncak percepatan perkembangan ,tetapi dalam air mani baru terdapat sedikit sperma.
c.    Urutan gejala-gejala kematangan seksual
Pada anak wanita kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder dengan tumbuhnya buah dada yang tampak dan bagian puting susu yang sedikit mencuat ,terjadi pada usia 8 dan 13 tahun.Baru pada stadium kemudian , menjelang menarche,jaringan pengikat disekitarnya mulai tumbuh hingga payudara mulai memperoleh bentuk yang dewasa . Kelenjar payudara baru mengadakan reaksi pada masa kehamilan dengan suatu pembengkakan sedangkan produksi air susu pada akhir kehamilan. Hal ini merupakan akibat reaksi - reaksi fisiologi yang menyebabkan perubahan-perubahan pada organ-organ kelamin internal dalam hipofise lobus frontalis.
          Pada anak laki-laki,kematangan seksual dimulai dengan pertumbuhan testes yang dimulai antara umur 9,5 dan 13,5 tahun dan berakhir antara 13,5 dan 17 tahun. Pada usia kurang lebih 15-16 tahun,pada anak laki-laki maupun perempuan pangkal tenggorokannya (jakun) mulai membesar yang menyebabkan pita suara menjadi lebih panjang. Anak laki-laki mengalami hal itu lebih banyak. Perubahan dalam pita suara tadi menyebabkan anak gadis mendapatkan suara yang lebih tinggi dan lebih nyaring,sedangkan suara anak laki-laki berubah menjadi agak berat (Sunarto dan Hartono Agung, 2008:84).
D.  Permainan pada Anak Usia Sekolah
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Bermain dengan permainan edukatif adalah bermain dengan menekankan pada pengembangan aspek penglihatan, pendengaran, gerak motorik, dan bahasa yang kesemuanya sangat penting dalam proses perkembangan anak pada usia sekolah.
Selama masa usia sekolah, anak laki-laki maupun perempuan sangat sadar dengan kesesuaian jenis permainan dengan jenis kelaminnya. Adapun beberapa jenis permainan yang umum selama masa usia sekolah yaitu:
1.    Bermain konstruktif
Bermain konstruktif merupakan bentuk permainan anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaat melainkan hanya untuk kegembiraan saja. Anak laki-laki lebih tertarik membuat sesuatu menggunakan kayu dan alat. Sedangkan anak perempuan menyukai konstruksi yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat dan membentuk perhiasan.
2.    Menjelajah
Pada masa ini lingkungan yang dijelajahi anak lebih jauh dari lingkungan rumah dan tetangga. Anak cenderung ingin menjelajah daerah-daerah baru seperti, rumah tua yang tidak terpakai atau rumah yang sedang dibangun.
3.    Mengumpulkan
Pada masa ini, anak akan lebih selektif mengumpulkan barang dan memusatkan kepada barang yang bagus atau berbeda dengan teman-teman sebayaya. Selain itu, anak juga menyimpan barang yang ia kumpulkan secara sistematis seperti menaruhnya di kotak yang telah diberikan nama sehingga lebih mudah ditunjukkan kepada teman-temannya.
4.    Permainan dan olahraga
Pada usia 8 sampai 10 tahun, anak lebih menginginkan permainan tim yang terorganisasi dan mempunyai peraturan seperti bola basket, sepak bola, baseball, dan hoki. Permainan yang anak lakukan ini lebih bersifat persaingan dengan pusat perhatian pada keterampilan dan keunggulan serta tidak semata-mata pada kegembiraan.  Selain itu, ada juga jenis permainan dalam ruang, yaitu anak bermain di dalam rumah jika cuaca sedang buruk untuk dapat bermain di luar rumah, sakit ataupun merasa lelah.  Contoh permainan ini antara lain main kartu, permainan tebakan dan teka teki.

5.    Hiburan
Hiburan merupakan bentuk permainan pasif karena dalam hiburan anak akan bermain sendiri. Adapun hiburan yang paling popular dalam usia ini yaitu:
a)    Membaca
Anak lebih menyukai buku atau majalah yang menekankan kisah petualangan dimana ia dapat membaca tentang tokoh pahlawan sebagai identifikasi dirinya serta menyukai buku atau majalah yang memiliki akhir cerita yang bahagia.
b)   Mendenagrkan radio dan melihat acara televisi
Televisi lebih popular dibandingkan dengan radio meskipun anak menyukai mendengarkan musik atau berita olahraga lain yang tidak disiarkan di televisi. Anak-anak menyukai  kartun atau acara lain yang diperuntukkan bagi anak-anak seusianya. Dengan menonton televisi, anak tidak hanya mendapatkan hiburan tetapi juga menjadi sarana sosialisasi yang penting.
c)    Menonton Film
Menonton film biasanya dilakukan bersama teman kelompok walau tidak jarang ada anak yang pergi ke bioskop sendirian atau bersama anggota keluarga. Anak senang menonton film kartun, kisah petualangan atau film-film tentang binatang.
d)   Melamun atau berkhayal
Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk anak yang kesepian dan mempunyai sedikit teman bermain sehingga menghibur diri sendiri dengan melamun. Anak sering membayangkan dirinya sebagai seorang pahlawan dalam dunia impiannya kemudian mengimbangi kurangnya teman yang ia peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
1.    Karakteristik permainan pada anak usia sekolah
Kooperatif play, ciri-cirinya:
 Pada anak laki – laki yang secara mekanikel, sedangkan pada anak perempuan secara mother role. Pada usia sekolah cara bermainnya dengan kelompok yang sesama jenis, yaitu belajar independen atau kooperatif, dapat bermain aturan kelompok.
2.    Macam – macam Alat Permainan pada Anak Usia Sekolah
a.    Sempoa  .
Ukuran : 21CM X 11 CM X 2CM
merupakan alat permainan atau alat untuk menghitung untuk anak usia sekolah, yang mana sering digunakan waktu anak berada di kelas ataupun di luar, untuk menjumlah angka yang akan di hitung oleh anak dan melatih pikiran anak secara cepat.
b.      Angklung 2 Oktaf
Angklung 2 Oktaf Berisi 18 Angklung, Tiap angklung akan menghasilkan 18 nada yang mana semakin tinggi Oktaf, akan semakin banyak variasi nada yang dihasilkan. Alat ini bermanfaat untuk melatih musikalitas anak dalam budaya.
c.       Kulintang - Kolintang
Kolintang Kayu, merupakan alat permainan musik yang terbuat dari kayu yang mempunyai Finishing Halus yang menghasilkan suara yang bagus sehingga suara yang dihasilkan membuat anak menjadi lebih semangat untuk mendengarkannya.Dimensi : 100 X 40 X 15 CM (P X L X T)
d.   Kartu
Pada permainan kartu, terdapat beberapa jenis model permainan kartu. Contohnya: bermain 41, domino , kyu – kyu, poker, dll. Permainan kartu ini digunakan untuk mengasah pikiran.
e.       Play station
Playstation atau biasa di disingkat PS merupakan permainan modern yang memungkinkan anak untuk berimajinasi dengan berbagai jenis mainan sesuai dengan kaset yang dimainkan.
1)        Kelebihan permainan ini adalah banyak permainan yang bisa dimainkan hanya dengan satu alat
2)        Kerugian permainan ini adalah banyak kaset yang tidak sesuai dengan usia anak, sehingga dapat menyebabkan perkembangan yang tidak sesuai dengan Usia anak.
f.     Loncat Tali
Loncat tali merupakan salah satu permainan yang sudah lama dan bisa dikatakan sebagai permainan tradisional. Dengan permainan ini dapat melatih anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Sehingga anak bisa berkomunikasi dengan baik.
g.    Dakon
Dakon merupakan permainan untuk mengasah otak. Permainan ini mengharuskan anak untuk mengatur strategi guna mencapai kemenangan
E.  Tekhnik Komunikasi pada Anak Usia Sekolah
Komunikasi pada usia anak sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha - usaha untuk mengelompokkan, memilih, dan mengirimkan lambang - lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.
Komunikasi pada anak usia sekolah yang terjadi mempunyai perbedaan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja maupun orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik khusus yang dimiliki anak tersebut sesuai dengan usia dan perkembangannya. Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses tersebut mereka dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang lain. Dalam tinjauan ilmu keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
1.    Komunikasi pada Anak Usia  Sekolah (6-12 th)
                   a.          Tahap ini merupakan masa awal anak - anak yang penuh imajinasi, mereka mengarahkan energy mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual, Tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu itu bekerja. Usia sekolah merupakan periode kritis perkembangan konsep diri, terdapat kematangan yang stabil dalam perkembangan fisik, mental dan social, fokus pada perkembangan kompetensi, keterampilan, kerja sama dan perkembangan moral.
                   b.          Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan biasanya anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.
                   c.          Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui. pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
                   d.          Anak berusia 5 - 8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat tetapi lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru. Mereka butuh penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan pengesahan dari tindakan yang dilakukan. Pada masa ini anak sudah dapat memahami penjelasan sederhana dan mampu mendemonstrasikannya. Anak perlu diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan keheranan yang dialaminya.










1. Ciri-ciri fisik
Usia
Pertumbuhan
Perkembangan
Tinggi Badan
Berat Badan
Motorik
Kognitif
2–3 tahun
86–96 cm
12–15 kg
Sudah pandai berlari, berolahraga, dan dapat meloncat
Keterampilan tangan mulai membaik,
pada usia 3 tahun belajar menggunting kertas, belajar
menyanyi, dan membuat coretan
sederhana.
4–5 tahun
100–120 cm
16–22 kg
Dapat berdiri pada satu kaki,
mulai dapat menari, melakukan
gerakan olah tubuh, keseimbangan
tubuh mulai membaik.
Mulai belajar membaca, berhitung,
menggambar, mewarnai, dan merangkai
kalimat dengan baik.
6–8 tahun
120–130 cm
21–27 kg
Mampu meloncati tali setinggi 25 cm, belajar naik sepeda.
Menggambar dengan bentuk proporsional,
memakai dan mengancingkan
baju, menulis, lancar
membaca, tangkas dalam berhitung, belajar bahasa asing, belajar memainkan alat musik.
9–10 tahun
131–145 cm
28–33 kg
Melakukan olah raga permainan seperti bulutangkis, sepak bola, tangkas bersepeda.
Pandai menyanyi, mampu membuat sebuah karangan, Menyerap
pelajaran dengan optimal, mulai belajar berdiskusi dan mengemukakan
pendapat.
11–12 tahun
145–152 cm
33–39 kg
Melompat tali sampai di atas 50 cm, meloncat sejauh lebih dari 1 meter,
 terampil dalam menggunakan
peralatan.
Konsentrasi belajar meningkat, mulai belajar bertanggung jawab, senang berpetualang dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

2. Ciri-ciri Psikologis
Usia
Ciri-ciri Psikologis
0-5 tahun
Mulai mengenal lingkungan. Membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Senang bermain. Bersifat kekanak-kanakan (manja). Cenderung keras kepala. Suka menolak perintah. Membutuhkan zat gizi yang banyak. Hormon pertumbuhan dihasilkan secara meningkat.
6 – 12 tahun
Gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh. Pertumbuhan jiwanya relatif stabil. Daya ingat kuat, mematuhi segala perintah gurunya. Mudah menghafal tetapi juga mudah melupakan. Sifat keras kepala mulai berkurang dan lebih dapat menerima, pengertian karena kemampuan logikanya mulai berkembang.